waktu yang makin cemburu. Langit mulai menunjukkan petanda2 nya...*siap sedia*. Petang itu kami memutuskan untuk mengelilingi kota Yogyakarta. Jalan2 susur sepanjang Malioboro dan Pasar Beringharjo tak berkunjung surut. Masih hidup dan meriah menjadi syurga membeli belah dari segenap pelusuk warganya. Kenderaan kami bergerak meluncur laju menuju ke lokasi benteng Vrederburgh atau yang memanggilnya loji dan titil nol kilometer. Ini merupakan persinggahan kami yang terakhir sebelum masing2 pulang ke pangkuan ..?..*ehehhe..;)*.
Syukurlah mereka masih memahami apa itu nilai estetika bangunan2 lama. Kerana di negaraku banyak bangunan2 lama dibiarkan roboh dan kosong kaku tanpa tarikan yang tersendiri...*sedihhh...=(*. Sepertinya benteng ini tidak kurang seperti bangunan2 lama yang lain, di mana Vedernburgh juga menjadi tarikan yang utama selain kedudukan yang strategis antara pusat membeli belah di kota Yogya. Dengan menyimpan kesan sejarah yang tersendiri dan pemindahan milik dari Belanda kepada Sultan Yogyakarta, benteng ini akhirnya dijadikan tatapan umum dengan sebahagian bangunan di dalamnya dijadikan sebagai muzium, tempat duduk rehat santai dan menikmati pemandangan bangunan2 Indish.
Seyogia membayar tiket masuk ke benteng, kami dihidangkan dengan pemandangan super model menjadi hiasan dan aksi bagi si fotograper. Memang tidak salah benteng ini selalu menjadi lokasi fotografer untuk kegiatan memotret kerana mempunyai elemen2 yang klasik tempo dulu. Walaupun bangunan ini kelihatan kuno, namun ia masih terawat dengan baik...*salut*. Tahap kebersihan ketika berlegar didalamnya juga begitu memuaskan. Menyusuri lorong2 di antara bangunan2 ini cukup memberikan aroma yang tersendiri. Mendekati sebuah pintu besar di sebuah bangunan Indish lalu ditarik dan kami memasuki ruangan bangunan yang memaparkan diodrama2 tentang sejarah perjuangan Indonesia. Memasuki setiap sudut dan membaca nota kecil tentang peristiwa yang disampaikan melalui diodrama tersebut seakan membawa kembali ke zaman silam. Ditambah dengan kesan khas suram sepanjang dalam bangunan dan kesan khas bangunan lama...*salut sekali lagi kerana telah memaksimalkan bangunan ini sebagai historical value nya...;)
Setelah itu, kami keluar menikmati suasana luar bangunan yang turut diserikan dengan bangunan dan rumah2 Indish yang klasik. Dikatakan bahawa di sinilah merupakan kawasan Eropah yang pertama di Yogyakarta ketika dulu. Mahukan susana yang lain dengan kesan khas Eropah, anda boleh ke sini menatapi segala bangunan2 Indish yang masih dijaga dengan baik dan mempunyai nilai sentimental yang sangat tinggi ...*moga tidak terlewatkan yah...;).
Tuttt...tuttt.....bunyi panggilan message inbox di telefon selular. Meredah hujan yang masih belum reda, kami memutuskan untuk keluar dari benteng dan meluncur laju menemui teman lama. Topikk..teman backpaker yang pernah menawarkan kami penginpanan di Jogja dulu dan akhirnya kita dipertemukan lagi *sambil berdrama....ekekekke...=P*. Ahakk....lantas kami dibawa untuk menikmati kopi yang paling terkenal di sini iaitu KOPI JOSS. Ahak.....tahu kenapa dinamakan dengan nama kopi josss? Kelainan tersendiri dari kopi ini adalah dengan campuran arang hitam. Kopi yang panas dicampur dengan segugus arang akan mengeluar bunyi "jossssssssssssssssss", makanya ia dinamakan dengan kopi josss dan hanya dapat dinikmati di kota Yogyakarta sahaja....*jangan terlupa untuk mencoba yahh...;)
Hemmmm.....waktu keberangkatan pulang semakin hampir. Ohhh..MP..."aku teringin mau makan Bakpia Pathuk..plisss.....*eheee...nada memujukk....=P*. Ahaaa...Bakpia Pathuk juga adalah oleh2 yang seharusnya dibawa dan jangan ketinggalan untuk mendapatkannya. Ia merupakan sejenis makanan khas dan terkenal di Yogya. Sebelum pulang, kami dibawa oleh Topik ke tempat pembuatan Bakpia Pathuk 25. Akhirnya dapat juga aku membelinya dengan perisa keju dan coklat pastinya. Upsss...terima kasih semuanya yang telah terlibat secara langsung dan tak langsung dalam perjalanan kami. Moga kalian juga terinspirasi untuk menikmati segala yang ada di sekitar anda dan dijadikan koleksi cerita. Entahkan itu tentang tulisan perjalanan, kulineri, tempat2 sejarah, museum2, gunung ganang, puisi2 atau hasil foto anda. Moga turut memberi inspirasi kepada orang lain dan saling membagi...;)
kutipan foto dari mbah google...ehee..;)
memasuki ruang diodrama....
antara paparan diodrama2....;)
Seyogia membayar tiket masuk ke benteng, kami dihidangkan dengan pemandangan super model menjadi hiasan dan aksi bagi si fotograper. Memang tidak salah benteng ini selalu menjadi lokasi fotografer untuk kegiatan memotret kerana mempunyai elemen2 yang klasik tempo dulu. Walaupun bangunan ini kelihatan kuno, namun ia masih terawat dengan baik...*salut*. Tahap kebersihan ketika berlegar didalamnya juga begitu memuaskan. Menyusuri lorong2 di antara bangunan2 ini cukup memberikan aroma yang tersendiri. Mendekati sebuah pintu besar di sebuah bangunan Indish lalu ditarik dan kami memasuki ruangan bangunan yang memaparkan diodrama2 tentang sejarah perjuangan Indonesia. Memasuki setiap sudut dan membaca nota kecil tentang peristiwa yang disampaikan melalui diodrama tersebut seakan membawa kembali ke zaman silam. Ditambah dengan kesan khas suram sepanjang dalam bangunan dan kesan khas bangunan lama...*salut sekali lagi kerana telah memaksimalkan bangunan ini sebagai historical value nya...;)
bangunan2 dengan elemen2 Indish...ahaak
Setelah itu, kami keluar menikmati suasana luar bangunan yang turut diserikan dengan bangunan dan rumah2 Indish yang klasik. Dikatakan bahawa di sinilah merupakan kawasan Eropah yang pertama di Yogyakarta ketika dulu. Mahukan susana yang lain dengan kesan khas Eropah, anda boleh ke sini menatapi segala bangunan2 Indish yang masih dijaga dengan baik dan mempunyai nilai sentimental yang sangat tinggi ...*moga tidak terlewatkan yah...;).
eheeee....penuh semua dengan barang2...(@-@)
Lelah juga yah mengelilingi kawasan ini dengan rangkulan barangan bawaan yang banyak...*eheek..(@-@)*. Hemm...hujan mulai turun dengan rintikan syahdu sementara menyambut kepulangan kami di. Ohh yah..kami berencana untuk bertemu dengan teman backpaker kami di sini...*Topik n d geng...;)*. Sementara menunggu hujan reda, kami berteduh di pinggiran kerusi2 santai yang disediakan di bangunan ini....*menghabiskan masa dengan ber curhat.....eheee...upssss...=P*
mantappp...kopi jossss....*sumbangan foto dari intenet...ehee....=P
Tuttt...tuttt.....bunyi panggilan message inbox di telefon selular. Meredah hujan yang masih belum reda, kami memutuskan untuk keluar dari benteng dan meluncur laju menemui teman lama. Topikk..teman backpaker yang pernah menawarkan kami penginpanan di Jogja dulu dan akhirnya kita dipertemukan lagi *sambil berdrama....ekekekke...=P*. Ahakk....lantas kami dibawa untuk menikmati kopi yang paling terkenal di sini iaitu KOPI JOSS. Ahak.....tahu kenapa dinamakan dengan nama kopi josss? Kelainan tersendiri dari kopi ini adalah dengan campuran arang hitam. Kopi yang panas dicampur dengan segugus arang akan mengeluar bunyi "jossssssssssssssssss", makanya ia dinamakan dengan kopi josss dan hanya dapat dinikmati di kota Yogyakarta sahaja....*jangan terlupa untuk mencoba yahh...;)
*foto sumbangan dari mbah google....uhuuk
erkkk..meleleh2....(@-@)
Hemmmm.....waktu keberangkatan pulang semakin hampir. Ohhh..MP..."aku teringin mau makan Bakpia Pathuk..plisss.....*eheee...nada memujukk....=P*. Ahaaa...Bakpia Pathuk juga adalah oleh2 yang seharusnya dibawa dan jangan ketinggalan untuk mendapatkannya. Ia merupakan sejenis makanan khas dan terkenal di Yogya. Sebelum pulang, kami dibawa oleh Topik ke tempat pembuatan Bakpia Pathuk 25. Akhirnya dapat juga aku membelinya dengan perisa keju dan coklat pastinya. Upsss...terima kasih semuanya yang telah terlibat secara langsung dan tak langsung dalam perjalanan kami. Moga kalian juga terinspirasi untuk menikmati segala yang ada di sekitar anda dan dijadikan koleksi cerita. Entahkan itu tentang tulisan perjalanan, kulineri, tempat2 sejarah, museum2, gunung ganang, puisi2 atau hasil foto anda. Moga turut memberi inspirasi kepada orang lain dan saling membagi...;)