Friday, 2 December 2011

candi SUKUH di lereng pergunungan..;)

Setelah dinihari dan beroleh rehat yang secukupnya, aku kembali dijemput oleh Fajar selaku perancang perjalananku di Solo.  Hari ini kami merencana untuk meredah Candi Sukuh dan Candi Cetho yang berada di lereng Gunung Lawu. Secara tepatnya lokasi ini berada di daerah Ngargoyoso,Karanganyar yakni sekitar 20 kilometer dari daerah Karanganyar dan 36 kilometer dari Surakarta/Solo. Ternyata laluan ke candi ini hampir sama seperti yang kami lalui menuju ke Gunung Lawu kelmarin. Pemandangan hijau daun2  teh yang segar kembali menusuk aroma yang tersendiri. Perjalanan  yang sedikit berkabus di lereng pergunungan seolah menyambut kedatangan kami dengan deruan air terjun yang mengalir mewarnai sepanjang perjalanan. Segala penat lelah dan sengal2 badan akibat mendaki di puncak Lawu seolah2 hilang lantaran melihat hamparan panorama hijau dan pemandangan yang sedap mata memandang.

Aku pernah berjanji untuk kembali ke sini dan menatap segala tinggalan sejarah candi di lereng pergunungan Lawu akhirnya terjawab…*Ups..terima kasih yah kalian yang bersusah payah..eheee..;)*. Ternyata hari ini kami  benar-benar kesana. Meskipun cuaca tidak secerah seperti kelmarin tapi masih cukup membantu perjalanan kami. Seringkali aku dikabarkan bahawa candi Sukuh merupakan candi yang erotis@porno di jawa tengah. Pengkhabaran sedemikian menambahkan keinginanku yang kuat untuk melihat sendiri apakah benar seperti yang dimaksudkan…*ahaak..jangan salah paham..ehehheeh..=P*.


bapak penjaga yang bersemangat bercerita...;)


Setibanya di Candi Sukuh, kami disambut oleh bapak petugas yang menjaga keamanan candi dengan ramah mesra. Dengan bahasa jawa yang pekat menegur kami membuatku tercengang2 untuk memahami perbualan mereka.  *ehee…@#$$#&*((*&&%*.  Beliau dengan sukarela menceritakan serba sedikit informasi ringkas tentang candi Sukuh beserta filosofis candi yang tersendiri berdasarkan agama masing2 *mang superb*. Ups.. jangan lupa untuk menghulurkan seberapa yang anda mampu setelah mendengar ulasan yang tersendiri daripada bapak ini..*sebagai tanda hormat*. Orang memberi kita menerima..orang berbudi kita berbahasa..eheeee..;).

ups..akhirnya hasrat tercapai jugak sampai sini...=D

Menurut sejarah, candi Sukuh dibangun sekitar abad ke-15 oleh masyarakat Hindu Tantrayana. Dalam catatan sejarah, candi ini merupakan antara candi terawal dalam sejarah pembinaan candi di bumi Nusantara. Ia dibangun pada akhir  runtuhnya kerajaan Majapahit yang berfahaman Hindu. Para pengikut setia Mahajapahit yang melarikan diri ke lereng Gunung Lawu, lantas membina candi ini setelah kerajaan mereka runtuh diserang oleh kerajaan Islam Demak. Kompleks candi ini berada pada ketinggian 910 meter dari permukaan laut.

inilah antara tempat yang sakral...

inilah simbol "lingga dan yoni"

erkkkk....sambil tutup muka...eheee....

hohohoo..takutnya ukiran nih....=(

Owh yah..struktur candi ini terdiri daripada 3 bahagian yang harus dilawati. Setelah menatap seketika papan informasi untuk memahami struktur candi Sukuh, kami dijemput oleh bapak tersebut untuk menaiki pintu masuk@gapuro yang merupakan tempat yang sakral bagi candi ini. Tanpa lengah dan penuh dengan perasaan yang membara, aku pun menaiki beberapa anak tangga dan terlihat symbol2 yang membentuk alat kemaluan lelaki dan wanita yang dikenali sebagai “lingga dan yoni” dengan dikelilingi semacam lingkaran rantai yang terpahat di lantainya. Aku mula mengerutkan dahi cuba memahami apa pesan disebalik simbol tersebut. Sepintas langsung ia memperlihatkan unsur2 yang porno dan tidak wajar bagi akal yang waras di dalam sebuah tempat ibadat. Justeru Fajar selaku penterjemah cuba menjelaskan bahawa relief ini mengandungi makna yang mendalam dan tersendiri. Simbol “lingga dan yoni” dalam agama Hindu melambangkan Dewa Syiwa bersama isterinya, Parwati yang membawa maksud kesuburan. Relief tersebut sengaja dipahat di pintu masuk agar siapa saja yang melangkahi relief tersebut membawa maksud segala kekotoran yang melekat di badannya terhapus sebab sudah disucikan….*uhuuk..cuba memahami filosofis2nya…(@-@)*.

naik jangan tak naik...;)- bahagian kedua candi

Setelah melepasi tahap pertama struktur candi, kami melewati pula tahap kedua bahagian candi. Kelihatan  sebahagian pintu gerbang candi sudah rosak dan yang tersisa hanyalah dinding gapura dengan beberapa laluan anak tangga yang sempit. Kami turut disambut dengan ukiran patung penjaga pintu di bahagian kanan dan kiri gapura, dengan keadaan patung yang sudah rosak dengan bentuknya yang kurang jelas .


hemmm...deretan ukiran batu yang menyimpan ceritera yang tersendiri




erkkkkkkkk...sekali lagi terpaksa menutup mata....hohoho

lorong2 tangga yang sempit...

inilah alat penyembahan yang berada di atas candi...

Kaki terus melangkah ke bahagian ketiga yang merupakan bahagian paling suci candi ini yang menempatkan candi utama. Beberapa relief memenuhi di sebelah kiri dan deretan patung garuda yang terdapat dalam kitab Adipawa yakni kitab pertama Mahabrata yang menyimpan ceritera tersendiri. Kami cuba menaiki beberapa anak tangga untuk sampai ke bahagian candi yang paling atas. Setelah melalui laluan tangga yang lebih sempit, aku mulai tercium aroma kemenyan yang agak menyengat menusuk hidungku. Sampai sahaja di ruangan atas candi ternyata bekas kemenyan dan alat penyembahan yang sering digunakan dalam upacara sembahyang sudah tersedia bagi tujuan ritual agama Hindu.

lihat arca kura2 yang comel..ehehe...

view dari atas candi...


Dari segi senibina candinya, ia memperlihatkan sisi yang unik dan berbeza dengan candi2 yang berada di tanah jawa. Dengan sturuktur yang membentuk seperti vagina ini, menurut beberapa mereka yang ahli katanya  pembinanan candi ini sengaja dibentuk sedemikian rupa untuk menguji keperawanan para gadis. Menurut cerita, jika seseorang gadis itu masih perawan menaikinya, maka selaput daranya akan tercarik dan berdarah. Namun apabila ia tidak lagi perawan, maka ketika melangkahi batu ini, kain yang dipakainya akan tercarik dan terlepas…*erkkkk…..blurp2….(@-@)..anda mahu mencubanya kah?*. Selain itu, apa yang menarik perhatian aku adalah tiga arca kura2 yang dapat dilihat sebelum menaiki tangga ke candi utama. Dikatakan arca kura2 ini sebagai lambang dari dunia bawah yakni dasar gunung Mahameru dan berkaitan juga dengan kisah suci agama Hindu yakni ‘samudra samtana’ dimana dewa Wisnu menjelma sebagai kura2 raksasa untuk membantu para dewa-dewa lain mencari kehidupan.

Pengalaman memahami dan melihat sendiri sisi candi Sukuh ini benar2 berharga buatku. Bukan saja dipenuhi dengan ukiran dan patung2 yang eksotik malahan pesan yang begitu mendalam dapat dipelajari dari setiap senibina dan ukiran yang terpahat di dinding2 candi.  Unsur2 kebaikan, keburukan, perkahwinan yang suci,  hubungan lelaki dan perempuan dan kaitannya  dengan  alam...;). Jangan lupa ke sini sekiranya anda ke Solo nanti...;)


8 comments:

Aang said...

Kl misalkan sempat, coba berkunjung ke Semarang di candi Gedong Songo, pemandangannya bagus, apalgi ditambah ada mata air Umbul sidomukti tereltak di daerah lereng Gn. Ungaran.. silahkan dicoba :)

Hamka Kecil said...

ahaak...yooo mas aku udah ke sono..tapi masih belum bikin artikelnya...tapi gak tau ada mata air Umbul Sidomukti...eheeee

HOMESTAY MAK ABAH KKB said...

rin:gud job Hamka Kecil..pengalaman y ko dpt xsemua berkesempatan :)

Hamka Kecil said...

tq rin....moga bizz hang pn semakin maju..eheee..;)

dofont said...

uwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa kereeennnnnnnyaaa
*erkkkk

AieSha said...

minta tolong...

http://travelog-aiesha.blogspot.com/2011/12/kaji-selidik-tentang-corak-pengembara.html

Arai Utan Ujan said...

Chettonya??

Hamka Kecil said...

eheeee...chetto nya tergendalan aplotnya..eheeeee...sebb bertapa di sono en.azrai..;)

Post a Comment

 
;