Tuesday 10 January 2012

sepinya Museum KEKAYON...~

"mbak mohon maap...sampai besok tanggal 15 Kalisuci ditutup kerana debit air naek- teman backpaker Jogja"...erkkk...sekali lagi terpaksa menukar ke Plan B...fuhhh....kepala ligat memikir harus ke mana saja di kota Yogyakarta. Ohh yah..kenapa tidak kita mengunjungi muzium saja yang ternyata banyak di setiap ceruk Yogyakarta untuk diteroka. Sekaligus membongkar tinggalan sejarah silam yang ada di sana....*eheee...(@-@)*.

macam bunyi kale krayon pun ade..ehehhee..=P


tersergam gah ruang pendopo ini...;)

Muzium Kekayon menarik perhatianku ketika membaca salah satu artikel di dalam majalah traveling. Setelah beroleh segala informasi tempat dan pihak yang harus dihubungi, kami langsung menuju ke sana. Cuaca yang kurang bersahabat dan mendung menemani sepanjang perjalanan. Namun ia tidak mematahkan semangat yang makin membara dek kerana terpukau akan foto2 unik yang terpapar di dalam majalah tersebut. Segala sudut museum cuba dirakam dengan baik agar tidak ada satu benda yang terlewatkan nanti. Setibanya di sana, kami disambut dengan pintu gerbang museum Kekayon yang separuh tertutup dan halaman masuk yang kelihatan sedikit kusam dan kurang terawat....*uhuuk..tersedak sekejap*. Namun segalanya terubat dengan  menatapi kemegahan bangunan hadapan atau "pendopo" yang terpapar saat kami memasuki ruang museum. Rasa takjub dengan senibina pendopo yang sarat dengan simbol2 seperti gajah, tokoh pewayangan, sepasang patung penyambut di ruangan pendopo dan ukiran2 yang sedikit menggerunkan...ehehe...*x sah kalo tak gerun masuk alam jawa ini...=P*



*apa ini yang dimaksud asal usul nama kekayon...(@-@)

koleksi wayang yang dipamerkan di ruangan pendopo...

Oh yah...dari bahan bacaan yang kudapatkan ternyata nama Kekayon atau Kayon berasal dari gunungan yang menjadi pembuka pada pertunjukan wayang kulit. Kekayon bukan sekadar gunungan atau pembuka pertunjukan sahaja malahan ia sarat dengan makna. Sebenarnya museum ini didirikan oleh Prof. Dr. dr. KRT. Soejono Parwirohusodo yang merupakan seorang doktor spesialis kesihatan jiwa. Selain wayang, sejarah bangsa Indonesia turut dipamerkan dalam bentuk replika. Katanya, wayang yang dipamerkan di sini kabanyakannya koleksi Soejono sendiri kerana beliau percaya bahawa wayang dapat menjadi jambatan penghubung seseorang untuk memahami ilmu pengetahuan sekaligus tata karma...*ups....begitu filosofis kan..eheee...;)


itulah bapak2 yg berbaringan yang sempat kami tanya...


unik kan senibinanya....takjub2

Setelah meletak kenderaan, kami mulai merayap ke segenap ruang muzium. Aku cuba menikmati setiap kesan khas senibina jawa yang masih kental di ruangan ini. Ia dapat dilihat dengan adanya ruangan pendopo yang sinonim dengan rumah adat jawa. Ukiran2 bercorak bunga halus memenuhi ruang dinding pendopo dengan disambut oleh sepasang patung yang agak menakutkan...*jeng2...nasib x de lagu gamelan jawa jah..ehehehe..=P*. Tanpa lengah, aku terus bertanya kepada bapak penjaga yang duduk sambil berbaringan di ruangan pendopo untuk melihat koleksi wayang seperti yang diwar-warkan. Kerja2 renovasi terlihat sewaktu kami memasuki ruangan museum. *sudahh...apakah maksudnya kami tidak boleh masuk ke dalam museum...huhuhuhu..=(*. Ternyata setelah kami bertanya kepada pihak yang berkenaan, museum ini masih dalam proses renovasi dan ditutup untuk sementara waktu kira2 dalam 2 minggu lamanya. *hohohoohoho...apalah nasib*. Kami hanya berkesempatan menikmati ruang luar dan dekorasi2 yang berada di ruangan luar meseum.

pepatung2 yang memenuhi ruangan dekorasi laman....

hemmm...kemungkinan replika pura candi..eheee..ye kotttt

ish2..motifnya2...superb2


macam pernah lihat patung ini di Jakarta..eheee..=P

patung2 seperti opera cina kannn...

ecehh..buat apa tuh sorang2..eheehehe...=P

Cuba memujuk diri sambil pandangan mata cuba dijegilkan supaya tidak ada satu yang terlewatkan. Bangunan tua yang masih mengekalkan kesan khas jawa dan elemen klasik ini masih sesuai menjadi objek kunjungan meskipun terlihat suram dek kerana warna2 bangunan lama dan kesan renovasi. Semoga sahaja, selepas renovasi tempat ini menjadi meriah dan tidak hanya dikunjungi oleh kami dan bapak penjaga sahaja...*hehehe..=P*. Ohh yahh...di sebelah kiri bangunan utama ini merupakan museum yang sedang direnovasi dengan dihiasi dengan dekorasi unik patung2 yang membentuk lingkaran kolam kecil yang masih belum diisi air. Manakala di balakangnya pula terdapat replika yang membentuk seperti pura candi...*kalo x silap...eheee..=P*. Setiap dinding dan pintu museum pula dihiasi dengan motif bunga2 yang menurutku agak berseni dan menarik...;). Selain itu, kunjungan kami turut diwarnai dengan kompleks patung Proklamasi 1945 *mungkin pak Karno* yang memaparkan sejarah bangsa Indonesia dan  replika rumah ibadat cina yang dipenuhi dengan patung2 opera cina. Tidak cukup dengan itu, dekorasi laman museum ini turut diserikan dengan pondok rehat yang dikelilingi oleh beberapa patung perempuan seakan membentuk ceritera yang tersendiri.

akan kembali lagi ke sinikah...*moga2...ehehehe...;)

Apa yang menariknya di sini, katanya museum ini turut menyimpan koleksi sejarah perwayangan dari abad ke-6 hingga abad ke-20. *wooow..tapi sayang x dapat dilihat....kuciwaaa....=(*. Dalam hati,  semoga berkesempatan ke sini lagi untuk menyaksikan segala koleksi wayang yang dikumpul sendiri oleh pengasasnya...*tiba2 berangan2 untuk memiliki koleksi museum sendiri..ekekekkeek....tapi koleksi apakah?..(@-@)*.




INFO TAMBAHAN

  • Lokasi muzium ini berada di Jalan Raya Jogjakarta-Wonosari km 7 no.277, Bantul, Yogyakarta.
  • Muzium ini dibuka setiap hari Selasa-Ahad dari jam 9 pagi-2 petang
  • Bayaran masuk dikenakan rp7 ribu manakala pelancong asing dikenakan sebanyak rp 10 ribu.
  • Bagi yang membawa kamera pula dikenakan sebanyak rp 10 ribu.
  • Pihak muzium yang boleh dihubungi: +62 274379058, +62271513218  


3 comments:

dofont said...

hohohoooo dua cerita dengan satu tema....
next-next?

Izza Jalil said...

gud job dik..but still u have to translate that indonesian language. sebab, kalau ada ayat yg pembaca tak faham, maka akan kurang penghayatan. kekalkan bahasa asli, then, terjemahkan secara tak langsung melalui cerita.. maybe better..:-) keep writing and i really luv your story...rasa macam nak berada di sana jugak..hahahah...

Hamka Kecil said...

eheeee...kakak..terime kasih kakak..yg sudi dok bace...ok...cik cube usaha mentransltekan bahasa..kadang2 bingung sendiri bahsa apakah yg sesuai dengan maknanya..eheee...=P

Post a Comment

 
;